Selasa, 25 Juni 2013

IMAJINASI DAN INTUISI DALAM KEWIRAUSAHAAN


Rasa bawah sadar atau yang sering kita sebut sebagai alam bawah sadar adalah bagian dari pikiran kita yang memproses intuisi (pengetahuan tanpa belajar), gudang kreativitas, serta mengetahui penyebab dan solusi bagi masalah pribadi kita.
Proses mental bawah sadar sangat besar artinya dalam membangu melaksanakan tugas sehari-hari. Banyak ide berasal dari mental bawah sadar, namun tidak semua orang bisa memanfaatkannya. Bagaimana kita bisa menggali lebih banyak rasa bawah sadar itu agar dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin? Apa sajakah produk proses mental bawah sadar itu?

Dalam sebuah karya berjudul Artistik Research Tools for Scientific Minds yang ditulis oleh Prof. George W. Landd, mengemukakan suatu uraian dan pemikiran menarik melalui proses mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi akan sangat membantu kemajuan usahanya.
1.      Imajinasi
Imajinasi adalah gambar angan, daya membayangkan atau khayalan. Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Para ahli ilmu jiwa mengemukakan banyak macam imajinasi. Lamunan dan impian adalah salah satu bentuk imajinasi yang pasif. Imajinasi reproduksi ialah berupa kemampuan membentuk kembali pengalaman masa lalu. Bentuk imajinasi dalam bidang sains dikatakan sebagai produktif atau imajinasi yang kreatif. Hasil dari imajinasi kreatif adalah penemuan baru. Penemuan baru ini bisa berbentuk benda, konsep, idea atau model.
Imajinasi seseorang adalah batasan dunianya nyata orang tersebut. Imajinasi tidak mengenal batas, dan apapun yang ditangkap oleh pikiran dan diyakini, akan dapat terwujud menjadi realitas. Imajinasi kreatif membantu seseorang untuk mengeksplorasi piliha-pilihan atau opsi yang berbeda dan melihat banyak sekali skenario dan peluang hasilnya.
Imajinasi yang kita kembangkan merupakan pemicu yang mendorong untuk bergerak melakukan sesuatu. Kita akan punya kekuatan untuk mencapai imajinasi. Walau tidak langsung dapat meraihnya, tetapi melalui usaha yang bertahap suatu saat imajinasi, mimpi, dan fantasi akan menjadi kenyataan. Imajinasi itu adalah pikiran, yang melahirkan energi, yang menggerakkan tangan, jari, kaki, mata, dan anggota tubuh lainnya. Tandanya energi itu mulai bekerja ialah ketika kita akan menyusun langkah dan rencana untuk mencapai fantasi. Kemudian bergeraklah seluruh tubuh ini mengerjakan rencana-rencana itu. Jika kita bisa menggabungkan imajinasi, harapan, rencana, peluang, dan kerja keras, imajinasi akan berubah menjadi sukses yang paling indah dalam hidup. Dalam literature manajemen imajinasi disebut sebagai visi.
Dalam ajaran Islam, dijelaskan bahwa Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengikuti apa yang seseorang pikirkan. Ketika seseorang berimajinasi atau berpikir positif maka itu yang akan ia dapat. ada satu ayat dalam Al Qur’an yang sering menggugah fikiran saya berkaitan dengan mimpi ini, yakni surat Ar Rahman ayat 33. Yang artinya :
Wahai golongan jin dan manusia!  Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah.  Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)”.
 Saya kira dengan ayat ini Allah menyuruh kita berfikir tentang hal-hal yang (kelihatannya) mustahil dicapai, pada saat diturunkannya ayat itu.  Dan sekarang terbukti, manusia mampu menembus batas-batas langit yang sebelumnya tak mampu ditembus.  Mampu mencapai bulan, Mars, mengorbitkan satelit, dll. 
2.      Strategi Mengejar Imajinasi
Semua orang menerima anugerah yang namanya imajinasi itu pada tingkatan yang berbeda-beda. Memang, tidak semua orang mampu menggunakan imajinasi mereka untuk membuat karya seni yang luar biasa atau menciptakan penemuan ilmiah. Akan tetapi, kita semua jelas sekali mampu meningkatkan imajinasi yang kita miliki hingga pada tingkatan yang memungkinkan kita meraih sebentuk kesuksesan bagi diri kita masing-masing.
Strategi untuk mengejar konsep Hammel dan Prahalad yaitu strategi mengejar imajinasi (visi) disebutnya sebagai Strategic Intent. Penyusunan startegi ini dikembangkan secara bertahap serta konsisten. Dalam strategi mengejar imajinasi ini, masa depan bukan hanya dibayangkan, tetapi harus dibangun. Maka dibutuhkan arsitek yang menciptakan hal-hal yang belum tercipta. Gabungan antara pemimpin dan pelaksana. Dalam pelaksanaan strategi berdasarkan imajinasi ini membutuhkan Strategic Architecture yang merupakan gabungan antara pengetahuan masa depan (information architecture), perilaku, nilai, struktur (social architecture), dan financial architecture. Strategic Architecture sebagai cetak biru tingkat tinggi untuk penyebaran dari fungsionalitas baru, akui sisi dari kompetensi baru, atau migrasi dari kompetensi yang ada dan menyusun kembali perantara dengan pelanggan.
3.      Intuisi
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Intuisi juga merupakan bentuk perkiraan yang samar-samar, sering setengah disadari, tanpa diiringi proses berpikir yang cermat sebelumnya, namun kemudian dapat menuntun pada satu keyakinan, yaitu secara tiba-tiba dan pasti memunculkan satu keyakinan yang tepat. Dalam istilah filosofi, intuisi didefinisikan sebagai pengetahuan mendadak tanpa sadar. Seseorang tidak sadar memikirkan suatu objek, tiba-tiba dating suatu ide. Ini adalah contoh intuisi, tetapi yang datang tiba-tiba bila masalahnya telah disadari, itu juga merupakan intuisi. Intuisi adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal. Untuk memahaminya, tidak cukup hanya menggunakan kategori akal logika saja.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah batin, firasat atau intuisi, tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah tersebut diterjemahkan dalam berbagai makna. Tapi yang pasti, intuisi adalah keadaan dimana seseorang merasakan akan terjadinya suatu peristiwa sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi, entah itu peristiwa baik ataupun buruk. 
Dalam perspektif Islam, intuisi dapat dinilai sebagai bagian lanjut dari pemikiran dan sikap mental maju yang telah dimiliki seorang muslim. Seorang muslim memang dituntut untuk mengaplikasikam pemahaman Islam dalam menjalankan kegiatan hidupnya. Proses aplikasi ini dapat dilakukan diantaranya dengan cara menumbuhkan kesadaran dan melatih kepekaan perasaan.
Albert Einstein berkata bahwa: “Intelektual mempunyai peranan yang kecil dalam sebuah penemuan. Bila datang sebuah lompatan dalam kesadaran, sebut itu sebagai intuisi atau apa saja sesuai dengan keinginanmu, solusi akan datang kepadamu dan kamu tidak tahu bagaimana atau mengapa.” 
Ungkapan Einstein yang mengatakan bahwa intusi adalah solusi dari sebuah penemuan adalah sangat tepat. Karena ia adalah sumber visi dan gagasan yang mempunyai kuasa untuk mencerahkan kesadaran dan menaikkan getaran atas segala sesuatu yang berada di sekitar kita. Ia sanggup memberikan jawaban atas apapun pertanyaan yang ada pada diri kita.
4.      Strategi Meningkatkan Intuisi
Intuisi adalah jelas, bersinar, langsung mengetahui. Rasa ini adalah independen dari mental kesadaran akan sumber pengetahuan. Kita mungkin merasa tiba-tiba ada yang mendorong untuk melakukan atau memperlambat perjalanan, tanpa sadar alasan tertentu untuk mencapai keputusan. Pengetahuan yang tiba-tiba dan hanya hadir dalam pikiran kita. Ketika seseorang ingin mengasah ketajaman intuisi, ia seharusnya telah menyimak semua pengetahuan tentang cara menjadi sukses. Pribadi yang sibuk dengan rutinitas yang sama setiap hari sulit menemukan intuisi dalam dirinya, sebab dia tidak mengenal intuisi selain bekerja mengikuti prosedur. Manusia cerdas akan melatih intuisinya untuk memahami kehidupan hari ini buat hari esok, bukan sekedar sibuk dalam rutinitas yang hanya mengikuti jalan yang sudah sering dilalui orang lain. Intuisi yang terlatih dengan sempurna akan menghasilkan gagasan – gagasan berkualitas tinggi, untuk menciptakan karya masa depan yang luar biasa.
Setiap orang memiliki pengalaman intuisi yang unik. Hal ini sangat menyentuh semua lapisan yang menjadi: rohani, emosi, mental dan fisik. Sebagian besar anak-anak dan remaja memiliki alam yang sangat tinggi dari intuisi. Setelah mereka dewasa, pikiran mereka menjadi lebih analitis. Meskipun perkembangannya berbeda satu sama lain. Setiap individu dalam seni kreatif, memilki imajinasi yang sangat mengekang, dan operasi dari intuisi sangat kuat. Intuisi dapat ditingkatkan setelah kita mengenali diri kita sendiri dan berusaha untuk memperbaiki apabila ada yang salah yang bisa menjadi penghalang dalam mencapai suatu mimpi.
            Adapun cara untuk mempertajam intuisi dalam diri kita adalah
a.       Pergunakanlah empati alami kita sesering mungkin
Bayangkan diri anda berada dalam posisi orang lain. Atau dengarkanlah pengalaman-pengalaman orang lain dan rasakan bagaimana mereka merasakannya pada saat itu. Lebih baik lagi jika anda menerima keluhan-keluhan dan memberikan pertolongan dengan memberikan solusi-solusi bukan hanya memonitor dan membanding-bandingkan. Semakin dalam perasaan anda terlibat, maka semakin memperkuat intuisi anda. Dengan kata lain semua pengalaman buruk orang lain bisa memperkuat intuisi anda tanpa anda haur mengalaminya sendiri.
b.      Biarkan diri anda merasa takut dan mengalirlah melewatinya.
Ketakutan menghalangi intuisi, namun ketika dihalangi intuisi akan menjadi lebih kuat dengan mengadakan balasan. Mekanisme ini mirip dengan kekebalan tubuh kita (imun) ketika disuntikkan vaksin (virus yang dilemahkan). Oleh sebab itu, biarkan diri anda untuk merasa takut, jangan menahan bagian manapun dari rasa takut. Jangan mengubur perasaan takut itu dalam-dalam. Tapi fokuskan secara langsung bahwa kita berada diatasnya dan mengendalikan rasa takut hingga berakhir. Setelah itu anda akan menjadi lebih kuat dengan lebih banyak kejelasan. Membiarkan diri anda untuk merasakan ketakutan akan memperkuat intuisi karena hal itu berarti mengajar diri anda untuk mendengarkan suara dari lubuk hati dan menerima rasa takut apa adanya, alih-alih bertempur melawannya.
c.       Berhubunganlah dengan orang lain secara emosional
Ketika anda terlibat dengan orang lain, seperti bertatap muka, berbicara ditelepon, atau online, cobalah untuk membaca emosi mereka. Beri nama emosi-emosi mereka. Semakin banyak anda berhubungan dengan emosi orang lain, semakin semakin dalam pemahaman anda akan situasi-situasi sosial dan semakin baik intuisi anda akan berfungsi.
d.      Hentikan penilaian-penilaian pribadi (judgements)
Ketika anda menghakimi seseorang atau sesuatu termasuk diri anda sendiri itu bukan intuisi, tapi energi negatif yang menghalangi intuisi. Ketika anda mendengar suara kritik di dalam benak anda yang berkata, “dia bodoh”, “dia jahat”, dan lain sebagainya berhentilah berkata seperti itu dan berpikirlah; kenapa aku berkata seperti itu? Ketika anda mendengar hati berkata menghakimi, suruh dia diam bukan dengan membenamkannya agar tidak berfungsi, karerna dia akan mencari jalan keluar selain itu tetapi dengan memaksa suatu pertanyaan positif ke dalam kesadaran anda. Begitu anda memulai menanyakan pertanyaan positif maka pikiran alam bawah sadar anda akan mulai menanganinya dengan memberikan solusi-solusi dalam wujud intuisi.
e.       Temukan keheningan
Cara terbaik adalah meditasi. Jadwalkan sedikitnya 30 menit dalam sehari untuk menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran anda – merenung dan tafakur. Ambil kesempatan untuk duduk sendirian bersama pemikiran-pemikiran anda, perasaan dan penggambaran-penggambaran. Kita sudah  menghabiskan sebagian besar hidup dengan hampir-hampir tidah mengacuhkan apa yang terjadi di dalam diri kita. Dengan mengambil waktu untuk mendengarkan dunia anda yang terdalam, anda akan menemukan betapa ajaib dan mengagumkan diri anda.
f.       Ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya
Ini adalah yang disebut dengan pembangunan tubuh dari intuisi. Tanya jawab adalah cara terbaik untuk menciptakan intuisi-intuisi yang lebih kuat. Intuisi-intuisi kreatif yang paling kuat akan datang kepada anda setelah sesi-sesi tanya-jawab yang lama. Kebanyakan kekuatan bukan datang dari jawaban-jawaban tapi dari pertanyaan-pertanyaannya membawa anda kepada alur-alur yang belum dipertimbangkan, mendatangkan pertanyaan-pertanyaan baru dan akan mendadatangkan lebih banyak lagi jawaban.
5.      Kondisi-kondisi yang mendorong proses bawah sadar
Prof. George W. Ladd menguraikan faktor-faktor atau kondisi yang mendorong bekerjanya proses bawah sadar menjadi sangat produktif. Kondisi-kondisi tersebut adalah:
a.       Doubt
Jika anda ragu dengan suatu pikiran, atau pemecahan masalah dengan cara konvensional, maka rasa bwah sadar anda akan membantu menciptakan ide pemecahannya.
b.      Sikap berani
Anda tidak akan berani mencoba jika takut berbuat salah. Keingin tahuan yang lebih besar atau minat atau tantangan yang penuh resiko membuat kita lebih berhati-hati membuat persiapan dan berusaha. Cara untuk mempercepat keberhasilan adalah dengan melipatgandakan kegagalan anda. Mereka yang akrab dengan kegagalan untuk meraih kreativitas, sungguh telah mendapatkan keuntungan (Carol Kensey Goman).
c.       Pengalaman, momories dan interest
Bermacam-macam pengalaman, memories dan interest yang dimiliki akan sangat membantu memanfaatkan rasa bwah sadar anda. Dengan pemikiran anda adkan dapat membuat jalinan hubungan benda atau masalah yang dihadapi. Seorang ahli jiwa bernama Raaheim menyatakan: jika lebih banyak pengalaman, maka problem yang anda hadapi akan lebih banyak, dan lebih banyak pula problem itu terpecahkan.
d.      Persiapan yang sempurna dan sungguh-sungguh
Jika anda membuat persiapan secara sungguh-sungguh, merenungi masalahnya dengan jelas, maka rasa bawah sadar anda akan membantu mengeluarkan ide-ide yang bermanfaat.
e.       Menyerah sementara
Jika kita tidak bisa menyelesaikan suatu masalah, adakalanya kita menyerah sementara kemudian muncul ide baru setelah mendiamkannya sejenak.
f.       Relaxation (santai)
Proses bawah sadar seseorang ada yang aktif pada malam hari dan orang ini akan banguh tengah malam dengan ide cemerlang atau idenya akan muncul setelah jalan di pagi hari ada juga orang yang senang berbaring setengah tidur untuk mendapatkan intuisi.
g.      Writing
J. Z. Young menyatakan bahwa intuisinya banyak muncul apabila ia menulis. Pada waktu ia mulai menulis dia hanya tahu kalimat pertama saja dan samar-samar pikirannya, dan ia tidak tahu apa kalimat selanjutnya. Tapi bila ia mulai, maka intuisinya muncul terus-menerus dan selesailah pekerjaan menulisnya.
h.      Bertukar pikiran
Bertukar pikiran dengan teman atau rekan bisnis sangatlah membantu. Buah pikiran yang tadinya kurang komplit menjadi mudah untuk diselesaikannya.
i.        Bebas dari kebingungan/kekacauan
Satu hal yang mengganggu rasa bawah sadar ialah banyaknya gangguan. Jika anda banyak gangguan, maka pemindahan dari rasa sadar akan diterima oleh rasa bawah sadar sebagai random noise, yaitu suatu keributan saja dan ini tidak akan melahirkan intuisi.
j.        Batas waktu
Beberapa ilmuan merasa bekerja lebih baik bila waktu yang ditetapkannya hampir habis. Dengan mendekatkannya batas waktu, maka mendorong bawah sadarnya lebih giat.
k.      Tension
Prof. Ladd menjelaskan bahwa keterlibatan kita yang sangat dalam pada suatu perosalan, ditambah lagi dengan rasa keingintahuan yang sanagat besar akan mendorong bawah sadar kita. Keadaan tenggelam dan keinginan memecahkan suatu masalah akan mengundang konsentrasi semangat tinggi. Sumber keinginan memecahkan suatu persoalan pertama-tama adalah curiosty, yang dikatakannya komponen estetik. Estetik tension akan diciptakan melalui pola fakta yang tidak sempurna atau tidak terstruktur. Keinginan lain untuk memecahkan persoalan ini adalah karena faktor ego kita. Apabila kita dapat memecahkan suatu persoalan, maka kita akan memperoleh perasaan mastery pada diri kita. Keinginan memecahkan masalah bisa pula timbul dari perasaan frustasi, karena kita merasa belum dapat memberikan jawaban yang memuaskan terhadap suatu pertanyaan. Kita merasa masih gagal, karena jawaban kita belum lengkap.
Ketiga faktor di atas, yaitu curiosty, ego dan frustasi akan membangkitkan tension estetik dan ini akdn mendorong munculnya intuisi.
6.      Hubungan Imajinasi dan Intuisi dengan Kewirausahaan
Seorang wirausahawan tulen, pasti mempunyai daya kreativitas tinggi. Sering dipertanyakan, apakah kemampuan itu merupakan bakat bawaan ataukah sesuatu yang bisa dikembangkan, sehingga siapapun bisa menjadi wirausahawan sukses?
Banyak ahli yang mengatakan, sebetulnya kreativitas bisa dikembangkan. Untuk mengembangkan kreativitas wirausahawan, antara lain bisa dilakukan dengan cara:
a.       Mengembangkan daya visi.
Maksudnya adalah, mengembangkan kemampuan seorang wirausaha, untuk membayangkan apa yang akan terjadi dan akan dihadapi di masa yang akan datang. Jika dia bergerak di bidang usaha mie ayam misalnya, membayangkan bagaimana kecenderungan selera konsumen di masa depan; bagaimana kondisi persaingan di masa itu, dan sebagainya. Contohnya, dengan makin berkembangnya selera konsumen, maka pengusaha mie secara kreatif menciptakan aneka rasa mie ayam, dengan penyajian yang lebih menarik. Atau, membuat kemasan praktis, untuk melayani konsumen yang sibuk, dan seterusnya.
b.      Mengembangkan kemampuan.
Maksudnya, bagaimana mengembangkan kemampuan untuk mewujudkan kebutuhan konsumen, ke dalam bentuk barang atau jasa yang diinginkan. Misalnya, adalah memenuhi kebutuhan konsumen terhadap makanan serba praktis untuk dinikmati di mana saja. Atau menjawab kebutuhan konsumen terhadap jajanan pasar yang lezat, sehat dan bergizi tinggi, dan seterusnya.
c.       Mengembangkan daya intuisi.
Intuisi adalah peringatan yang datang dari alam bawah sadar seseorang. Datangnya tidak tentu, terkadang pada saat-saat kritis. Intuisi dapat dimanfaatkan oleh seorang wirausaha untuk mengambil keputusan saat diperlukan, tetapi dengan tidak mengabaikan pertimbangan-pertimbangan lain. Misalnya, pada saat memutuskan untuk memilih lokasi usaha dan jenis usaha yang akan ditekuni.
d.      Mengembangkan daya imajinasi.
Kemampuan imajinasi memberikan gagasan kepada seorang wirausaha, untuk membayangkan tentang suatu hal yang tidak pernah ada sebelumnya, atau belum pernah dilihatnya. Contohnya, gagasan membuat pesawat terbang, kapal selam dan mendarat di bulan, diawali oleh imajinasi manusia untuk dapat terbang seperti burung, hidup di dalam air seperti ikan, dan hidup di bulan. Gagasan untuk menciptakan alat sederhana pemipil jagung misalnya, adalah juga hasil karya imajinasi petani yang menginginkan sebuah alat untuk merontokkan yang murah, mudah dibuat sendiri, mudah digunakan, tidak perlu bahan bakar minyak, mudah dan praktis disimpan, dan tidak memerlukan perawatan.
e.       Mengembangkan daya berfikir lateral.
Berpikir lateral adalah cara otak mengolah informasi yang terbatas, sehingga menghasilkan sejumlah gagasan baru. Berpikir lateral berbeda dengan berpikir vertikal (lurus) yang biasa diajarkan di sekolah.
Apabila di dalam berpikir vertikal orang dituntut untuk bergerak maju dengan langkah-langkah yang urut, logis, matematis dan berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal), maka di dalam berpikir lateral orang diajarkan untuk berpikir melompat-lompat, tetapi buah pemikirannya membentuk satu kesatuan yang runtun dan tidak kabur maknanya.
Seorang wirausaha yang berpikir vertikal akan melihat suatu hambatan sebagai suatu hambatan dan dia akan berhenti. Tetapi seorang wirausaha yang berpikir lateral akan melihat hambatan sebagai peluang. Sebagian orang menyebut intuisi sebagai feeling, perkiraan, perasaan, spekulasi, kreativitas, atau imajinasi. Tapi apapun terjemahannya, dalam waktu tertentu intuisi diperlukan untuk mendukung sebuah keputusan. Tentu saja dalam dunia bisnis, intuisi tidak bisa diandalkan tanpa pertimbangan lainnya. Intuisi perlu dilengkapi dengan sejumlah data dan uji coba. Contohnya Einstein, ia mendapatkan gagasan berdasarkan intuisi. Namun, ia berusaha melakukan uji coba dan eksperimen untuk mengukur sejauhmana keakuratan gagasan itu.


KESIMPULAN
Sebagai seorang entrepreneur, kita harus berani menggunakan intuisi secara efektif, baik dalam pengambilan keputusan bisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kemungkinan kita tidak menyadari prosesnya, setiap keputusan yang kita buat dengan mengunakan intuisi ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak pengalaman yang dimiliki seorang entrepreneur.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Harisman H., Kundang. 2010. Kewirausahaan Pertanian. Bandung: UIN SGD Bandung.
(diakses pada: minggu, 09 oktober 2011)

           

2 komentar: