Sabtu, 13 Juli 2013

Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi kehidupan masyarakat indonesia[1]. Sektor pertanian ini  berperan sebagai penunjang ketersediaan pangan bagi rakyat. Salah satu tanaman yang berkembang di Indonesia saat ini yaitu tanaman cabai. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin[2]. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Indonesia[3].
Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya[4]. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C [2].
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai juga dapat digunakan untuk keperluan industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu. Untuk dapat tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan potensi produksinya, tanaman cabai memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai. Banyak faktor lingkungan yang menentukan pertumbuhan cabai. Tetapi secara umum, terdapat empat faktor lingkungan utama yang sangat menentukan, yaitu suhu, cahaya, tanah, dan air[5]. Untuk mengendalikannya, tanaman cabai tersebut bisa ditempatkan didalam rumah kaca sehingga kita bisa mengontrol suhu dan kelembaban sesuai  karakteristik cabai tersebut.

Rumah kaca (green house) merupakan sebuah bangunan berbentuk rumah yang dimana tanaman dibudidayakan. Pengembangan green house untuk agribisnis hortikultura salah satunya didasari pada keinginan pemenuhan kebutuhan produk pertanian yang berkelanjutan tanpa kenal musim. Dengan adanya Rumah kaca tersebut memungkinkan pera petani untuk menanam tanaman diluar musim. Namun, green house memerlukan peralatan untuk memonitor dan mengontrol kondisi lingkungan agar dapat memberikan produk hasil yang optimal. Lingkungan yang di kontrol di antaranya temperatur dan kelembaban [6]. Pengendalian suhu tersebut dapat dilakukan secara manual atau otomatis[7]. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar